Saturday, November 6, 2010

Ancol Gelar Festival Layang-Layang Internasional 2010

festival layangan Ancol10 Jakarta International Kite Festival kembali hadir tahun ini untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta ke-483. Acara yang diselenggarakan pada 24 - 25 Juli 2010 ini diikuti oleh lebih dari 150 pelayang yang berasal dari 15 provinsi di Indonesia dan 9 negara di dunia seperti Jerman, Prancis, Belanda, Brasil, Korea, Jepang, Australia, Singapura, dan Malaysia.
Direktur Rekreasi PT Pembangunan Jaya Ancol Winarto menjelaskan ada peningkatan dari peserta Internasional. "Tahun lalu ada tujuh peserta, tahun ini ada sembilan peserta," ungkapnya. Dia menambahkan kegiatan ini sudah tiga kali dilaksanakan.
Banyak peserta sengaja datang dari jauh karena hobi memainkan layang-layang. "Hampir semua bangsa dan negara memiliki hobi ini, permainan ini universal," ungkapnya. Cocok untuk dijadikan kampanye Ancol untuk mengajak masyarakat mengedepankan gaya hidup Hijau Jakartaku.layanganancol_0

Pesan utama kegiatan ini sebelumnya disampaikan dengan berbagai cara seperti kegiatan bersepeda, menanam, ataupun pameran seni.  Selain itu, Ancol juga dirasakan tempat yang tempat untuk pehobi ini karena memiliki tanah lapang dan angin yang kencang.
Mereka datang jauh-jauh dari negaranya ke Ancol hanya untuk menerbangkan layang-layangan mereka. Terdapat berbagai jenis layang-layang yang diterbangkan, mulai dari layangan Bridge yang terdiri dari serangkaian layangan kecil berjumlah puluhan hingga ratusan.layanganancol_00
Jenis layangan sport atau stunt kite yakni layangan yang memiliki dua hingga empat tali kendali. Ada juga layangan kreasi berbentuk becak, kodok, kepiting, ular naga dan bajaj hingga bentuk lainnya. Mulai dari ukuran kecil hingga ukuran raksasa seperti layangan buaya dan spongebob. Layang-layangan ini sedikit berbeda karena seperti balon yang terisi udara secara otomatis saat di udara.
Selain menikmati keunikan layangan tersebut, pengunjung juga dapat mengikuti workshop pembuatan layangan di lokasi. Berbagai jenis bahan layangan diajarkan mulai dari kertas, hingga plastik bekas. Termasuk dipamerkan layangan tradisional Indonesia dan bazaar yang menjual layang-layang.layanganancol_000
Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi teringat dengan masa kanak-kanak yang menyenangkan dengan bermain layang-layang. Permainan layang-layang menurutnya permainan yang atraktif. "Layang-layang merupakan bentuk representasi kebebasan manusia berekspresi dan berekreasi," ujarnya.
Diselenggarakannya festival ini diharapkan memacu masyarakat untuk terus meningkatkan kreativitas dan keberanian. Termasuk untuk terus meningkatkan kreativitas dan bereksplorasi seni dalam persahabatan antarbangsa. Sekaligus menyampaikan pesan Jakartaku Hijau kepada masyarakat Jakarta.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Aurora Tambunan, melihat agenda festival ini dapat menarik minat kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara ke Jakarta. "Masyarakat yang datang akan menikmati festival ini," ungkapnya.layanganancol_0000
Bahkan lebih jauh Aurora berharap festival layang- layang ini dapat menjadi komoditas ekonomi. Pasalnya banyak pesertanya yang juga datang dari negara lain.
Ketua Panitia Festival Layang-Layang Internasional Jakarta 2010, Sari Madjid, menjelaskan layangan Indonesia sudah terkenal hingga ke mancanegara. Hal ini didapat dalam sebuah pertemuan antara pehobi layang-layang lokal dan internasional. Pertemuan ditujukan untuk memperluas komunitas pelayang Indonesia di dunia internasional.
Terdapat dua jenis kelompok layang-layang, yakni dua dimensi dan tiga dimensi. Bagi penikmat hobi ini ada suatu kebanggaan saat membuat layangan sendiri dan saat melihat layangan berada di udara.

Festival layang-layang Nasional 2010

Festival Layang-layang Nasional 2010  di Pantai Glagah Indah, Kulon Progo,Sabtu, 31 Juli dan Minggu, 1 Agustus mendatang, akan dimeriahkan layang-layang ekshibisi dari Malaysia berupa layang-layang berlampu yang akan diterbangkan pada malam hari.

  Lampion_layangan
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Sarjana, gelaran itu sangat selaras dengan kondisi pantai yang luas dan unik, hamparan rumput yang menyejukkan di sekeliling laguna dan adanya potensi agrowisata yang bertepatan dengan musim panen cabe saat ini. Telah tersedia pula 150 kamar dari 15 hotel dan penginapan disekitar area perlombaan.
"Kita ingin mempromosikan wisata Glagah bahwa karakter alam Glagah itu memang sangat cocok untuk festival layang-layang. Kedua, kita ingin mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya ke Kulon Progo, untuk menikmati berbagai potensi yang ada di sana," ujar Sarjana, dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Jumat (30/7).
Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Budaya, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Provinsi DIY dan kelompok Komunitas Pelayang Yogyakarta itu, diharapkan bisa mendongkrak lebih banyak wisatawan berkunjung ke kawasan objek wisata unggulan di Kulonprogo, Pantai Glagah.  
Festival Layang-layang berlangsung dua hari dengan agenda hari pertama untuk tingkat nasional, diikuti 25 klub Pelayang akan menampilkan layang-layang tradisional, layang-layang dua dimensi, layang-layang tiga dimensi, layang-layang jenis Train, dan Rokaku Chalent yaitu jenis layang-layang yang diadu. Sedangkan pada hari kedua untuk tingkat lokal diikuti 17 klub Pelayang yang akan menampilkan layang-layang jenis dua dimensi dan tiga dimensi.
Klub-klub Pelayang peserta Festival yang untuk pertama kalinya digelar di DIY itu, di antaranya berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Selatan. Mereka akan memperebutkan hadiah total senilai Rp28 juta.

Friday, November 5, 2010

Bali Kite Festival Hiasi Langit Sanur

layangansanur0000 Puluhan layang-layang tradisional dan kreasi baru yang diterbangkan serempak di arena Festival Sanur (SVF) 2010, Kamis, membuat langit Pantai Mertasari, Sanur, Bali tampak berwarna-warni. Koordinator Lomba Layang-Layang Kadet Dwi Armika di Sanur, Kamis mengatakan, kegiatan tahunan itu diikuti sekitar 732 peserta lokal, nasional, dan mancanegara.

"Antusias peserta lokal maupun dari sejumlah negara cukup tinggi. Itu artinya kegiatan ini sudah semakin diperhitungkan di kancah nasional maupun internasional," katanya. Jenis layang-layang tradisional yang dilombakan meliputi janggan (filosofi naga), pucukkan dua sudut bermakna lambang Dewa Siwa, bebean dua dimensi, kreasi baru dua dan tiga dimensi. Selain layang-layang yang diterbangkan siang hari, pada festival kali ini juga diterbangkan layangan malam hari yang dihiasi lampu warna-warni. Dwi Armika menjelaskan, Sanur telah dikenal sebagai barometer layang-layang di dunia, karena sudah sejak 32 tahun lalu menjadi tempat penyelenggaraan "Bali Kite Festival". "Kami berharap festival layang-layang nanti dapat meningkatkan motivasi masyarakat guna terus menumbuhkembangkan kreativitas dalam penciptaan layang-layang. Ini sebagai salah satu daya tarik pariwisata Pulau Dewata," katanya. "Nampaknya langit Sanur bagai sedang berwarna-warni," ucap Morgan Vianio, wisatawan asal Jerman.

Siang itu, kawasan Sanur menjadi teduh karena layang-layang berukuran yang diterbangkan serentak menghalangi sinar matahari. Ketua Panitia SVF 2010 Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan, Desa Sanur dikenal dengan tradisi layang-layang sebagai wujud kegembiraan masyarakat saat musim panen yang didukung kondisi angin pantai yang kencang. "Mengibarkan layang-layang di angkasa sudah menjadi identitas Desa Sanur. Festival layang-layang yang sudah digelar sejak SVF pertama tahun 2006 dan selalu mendapat respons luar biasa," katanya. Pengunjung bukan saja dapat melihat keindahan gerak layang-layang di angkasa, namun bagaimana sekumpulan orang yang menerbangkannya dituntut memiliki kebersamaan. "Mereka dipandu oleh alunan musik tradisional, seperti baleganjur yang terasa menyatu, ditandai penuh keriangan," kata Gede Sidharta. Kelompok penggemar dan profesional pemain layang-layang yang dijadwalkan akan menerbangkan layangannya berasal dari Prancis, China, Jepang, Thailand, Filipina, Korea, Malaysia, Singapura, Selandia Baru, Belanda, Inggris, Australia, dan Swedia.

Monday, June 21, 2010

Terima kasih

Peserta22 (31) Dragon Giant Kites adalah Layang-Layang yang dimiliki oleh Asosiasi Layang Indonesia yang diterbangkan oleh pemain Layangan Professional. Pertama di Indonesia yang menyelenggarakan festival layang-layang raksasa pada skala besar untuk umum dan disaksikan oleh masyarakat sekitarnya. Event tersebut memamerkan koleksi layang-layang raksasa yang berbeda-beda yang dimiliki oleh Asosiasi layang-layang Indonesia yang mana diterbangkan oleh pemain layangan professional. Sebagai tambahan event tersebut juga menyediakan layang-layang kecil yang dicat dengan tangan dan diterbangkan oleh anak-anak dan para orang tua mereka.

Kami sampaikan terima kasih kepada http://jakartagardencity.com. Atas terselenggaranya Exshibisi Asosiasi Layang-Layang Indonesia.

http://www.evri-layang-layang.blogspot.com

Monday, May 17, 2010

Album Foto Festival Layang-layang

 

Pengembang pertama di Indonesia yang menyelenggarakan festival layang-layang raksasa pada skala besar untuk umum pada tanggal 2 November 2008.

Perlombaan tersebut memamerkan koleksi layang-layang raksasa yang berbeda-beda, yang dimiliki oleh Asosiasi Layang-layang Indonesia yang diterbangkan oleh pemain layangan profesional. Sebagai tambahan lain juga menyediakan layang-layang kecil yang dicat dengan tangan dan diterbangkan oleh anak-anak dan para orang tua mereka.